MAKALAH KONSTRUKSI
BANGUNAN
Dinding Bangunan
Di Susun Oleh :
Tasnim Mahfud (180701044)
Dosen : Effendi Nurzal, ST, MT, IAI
Prodi Arsitektur, Fakultas Sains Dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry
Banda Aceh Tahun Ajaran 2019/2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah swt. yang
telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup
untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Selawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad saw. yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah
swt. atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal
pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai
tugas dari mata kuliah Konstruksi Bangunan dengan judul “Dinding Bangunan”.
Kami tentu menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta
kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari
pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak khususnya kepada Dosen kami Bapak Effendi Nurzal, ST, MT,
IAI yang telah membimbing kami dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat
bermanfaat. Terima kasih.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
1.1
Latar Belakang............................................................................1
1.2
Rumusan Masalah.......................................................................1
1.3
Tujuan.........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................... 2
2.1
Pengertian Dinding
Bangunan...................................................2
2.2
Fungsi Dinding Bangunan......................................................... 2
2.3
Jenis-jenis Dinding
Bangunan ...................................................3
2.4
Struktur Rangka Dinding
Bangunan........................................ 11
BAB III PENUTUP............................................................................... 14
KESIMPULAN...................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................15
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dinding dibagi menjadi 3 jenis yaitu dinding bangunan, dinding
pembatas dan dinding penahan. Dinding bangunan mempunyai fungsi utama sebagai
penyokong atap dan langit-langit atau melindungi dari intrusi cuaca. Dinding
pembatas befungsi sebagai dinding pribadi dan pembatas. Dinding penahan
berfungsi sebagai penghadang gerakan tanah, batuan atau air dan lain sebagainya.
Sebagian besar bangunan rumah tinggal di Indonesia menggunakan
dinding konvensional atau pasangan batu bata sebagai dinding bangunan. Selain
mudah didapat dan murah, batu bata mempunyai sifat yang tahan terhadap suhu
yang tinggi.
Dinding merupakan bagian bangunan yang sering terjadi kerusakan
pada bangunan rumah tinggal 1 lantai akibat bencana alam terutama di daerah
rawan gempa, karena dinding telah ditetapkan (SNI 03-2847 2002) peraturan
tingkat nasional sebagai bagian non-structural suatu bangunan sehingga tidak
direncanakan dengan baik. Kerusakan pada dinding batu bata yang sering terjadi
karena tidak adanya struktur yang cukup untuk menahan dinding terhadap gempa.
1.2
Rumusan Masalah
Dalam
makalah ini kita dapat merumuskan beberapa masalah diantaranya pengertian
dinding bangunan, fungsi dinding bangunan, jenis dinding bangunan, proses
pembuatan, dan struktur rangka pada dinding bangunan.
1.3
Tujuan Masalah
Bertujuan
untuk mengetahui pengertian dinding bangunan, fungsi dinding bangunan,
jenis-jenis dinding bangunan, proses pembuatan dinding bangunan, dan struktur
rangka pada dinding bangunan.
2.1
Pengertian Binding Bangunan
Dinding adalah konstruksi vertikal pada bangunan yang melingkupi, memisahkan,
dan melindungi ruangan-ruangan interiornya. Dinding dapat berupa struktur
penopang dengan konstruksi homogen atau komposit yang direncanakan untuk mendukung
beban dari lantai dan atap. Dinding juga bisa terdiri dari kolom-kolom dan
balok-balok yang mebentuk suatu rangka dengan panel non-struktur yang diisikan
diantaranya. Pola dinding dan kolom-kolom penopang ini harus dikordinasikan
dengan layout ruang-ruang interior suatu bangunan.
Bahan penyusun dinding yaitu :
1.
Tanah liat
2.
Bambu
3.
Kayu
4.
Papan buatan dari gypsum
5.
Batu bata
6.
Batako
7.
Blok dan beton
Persyaratan
sebuah dinding yaitu :
1.
Kokoh dan cukup kaku
2.
Mampu menjadi isolator suhu
3.
Mampu meredam suara
4.
Kedap air
5.
Diusahakan seringan mungkin
6.
Mudah dalam pemasangannya
7.
Dapat memberikan bentuk-bentuk dan penampilan yang menarik
2.2
Fungsi dinding bangunan
Fungsi
dinding bangunan secara umum yaitu :
1.
sebagai pemikul beban diatasnya
2.
sebagai pembatas ruang, mempunyai sifat : privasi, indah dan bagus warna, tekstur. Dapat di buat transparan
sebagai peredam bunyi baik dari dalam maupun dari luar.
3.
pelindung gangguan dari luar (sinar matahari, isolasi terhadap
suhu, air hujan dan kelembapan, hembusan angina, dan lainnya).
Dilihat dari nilai kenyamanan,
kesehatan dan keamanan yaitu :
1.
Sebagai pemisah antar ruang.
2.
Sebagai pemisah ruang yang bersifat pribadi dan umum.
3.
Sebagai penahan angina, hujan, cahaya, maupun banjir dan sumber
lain yang berasal dari alam.
4.
Sebagai penahan sturktur (dinding, lift, resovoar dan lain-lain).
5.
Penahan kebisingan untuk ruang yang memerlukan kekedapan suara.
6.
Sebagai fungsi penyimpanan surat-surat berharga atau brankas di
bank.
Berdasarkan kontruksi yaitu :
1.
Dinding berfungsi sebagai pemikul. Itulah yang menyebabkan
konstruksinya harus kuat dan kokoh agar mampu menahan beban super struktur,
bebanya sendiri serta beban horizontal.
2.
Dinding berfungsi sebagai pembatas atau partisi, tidak perlu kokoh
tetapi harus kaku sehingga perlu kolom penguat (kolom praktis).
2.3
Jenis-jenis dinding bangunan
Berdasarkan
jenis kegunaannya dinding di bagi menjadi 3 jenis yaitu :
1.
Dinding bangunan
Mempunyai
fungsi utama sebagai penyokok atap dan langit-langit atau melindungi dari
intrusi cuaca.
2.
Dinding pembatas
Merfungsi
sebagai dinding pembatas dan pribadi
3.
Dinding penahan
Berfungsi
sebagai penghadang gerakan tanah, batuan, atau air dan sebagainya.
Ditinjau
dari bahan mentah yang di pakai, dinding bangunan dapat di bedakan atas :
1.
Dinding Bata Kapur
Bata
cetak/bata kapur adalah batu buatan yang dibuat dari campuran beberapa bahan
dengan perbandingan tertentu. Umumnya digunakan pada rumah-rumah sederhana di
perkampungan, pagar pembatas tanah dan lainya.
Ukuran
dinding bata kapur sendiri berkisar 8 cm x 17 cm x 30 cm.
Macam
– macam tipe campuran Antara lain:
a.
Campuran bahan: tanah liat + tanah kapur + kapur bubuk + semen
b.
Campuran bahan: tras + kapur
c.
Campuran bahan: tanah liat + pasir + kapur bubuk + pc
Harga
sangat murah waktu pemasanganpun cepat sedikit adukan pasir-semen. Dinding
tidak terlihat dari tanah dan kapur, memerlukan kolom praktis setiap 2,5 m.
2.
Dinding Bata Hebel atau Celcon
Bata
hebel / celson terbuat dari pasir silica yang harganya lebih mahal dari pada
bata merah. Ukuran umum 10 cm x 19 cm x 59 cm.
Dinding bata hebel atau celcon
adalah bahan bangunan pembentuk dinding dengan mutu yang relatif tinggi.
Penjualan bata jenis inipun tidak diretail pada setiap agen atau toko material
Pembelian biasanya harus dengan memesan terlebih dahulu. umumnya berukuran 10
cm x 19 cm x 59 cm. Bahannya terbuat dari pasir silika. Bata jenis ini harganya
lebih mahal kurang lebih 16,5 % dari harga dinding bata merah untuk setiap 1 m2
terpasang. Dinding jenis ini sering digunakan pada rumah-rumah mewah, hotel,
apartemen, monumen dan gedung-gedung mewah yang lain.
Kelebihan yang dimiliki dinding ini
adalah cepatnya proses pemasangan, mudah dalam pemotongan karena hanya
menggunakan gergaji, bahannya tahan api dan air serta kedap suara. Dinding
jenis ini bisa saja tidak diplester, cukup diaci saja karena permukaannya yang sudah
relatif rata dan permukaan batu yang lebar. Hanya saja ketebalan kusennya harus
disesuaikan. Selain itu, dalam praktik pemasangan sangat sedikit bahan yang
terbuang.
Jarak pemasangan kolom penguat sama
dengan yang disyaratkan pada bata merah. Pemesanan tidak dilakukan secara unit,
melainkan dalam ukuran 1 m3. Untuk 1 m3 bata jenis ini bisa digunakan untuk
pasangan dinding seluas 11,5 m2. Namun hal ini tergantung juga dengan ketebalan
dinding, bisa saja kurang dari 11,5 m2 bila ketebalannya lebih besar.
3. Dinding Partisi
Dinding Partisi, bahan yang dipakai
umumnya terdiri dari lembaran multiplek atau papan gipsum dengan ketebalan 9-12
mm.
Sesuai dengan namanya dinding
partisi memang dikhususkan untuk sekat antar ruang. Karena di desain sebagai
sekat antara ruang satu dan yang lain, dinding ini memiliki desain konstruksi
yang lebih praktis dan ringan dibanding dengan konstruksi dinding yang lain.
Bahan partisi untuk dinding jenis ini termasuk bagus dan murah. Sayangnya
dinding ini tidak bisa digunakan untuk dinding luar (eksterior). Ini disebabkan
sifat bahannya yang kurang menjamin faktor keamanan dari gangguan luar.
Disamping tidak cocok untuk konstruksi terbuka, dinding jenis ini juga tidak
dirancang untuk memikul beban yang berat. Dinding macam ini banyak digunakan
sebagai bahan penyekat ruangan, terutama di perkantoran.
Bahan yang dipakai umumnya terdiri
dari lembaran multiplek atau papan gipsum dengan ketebalan 9-12 mm. Bahan lain
yang bagus untuk partisi adalah papan semen fiber glass. Bahan tersebut terbuat
dari campuran semen dan fiber glass sehingga sangat kuat. Pemasangan ke rangka
(kayu atau hollow) menggunakan sekrup. Bahannya mudah dipotong hanya
menggunakan gergaji. Ketebalannya beragam mulai dari 4 mm, 6 mm, 9 mm, 12 mm,
dan 15 mm. Panjang dan lebarnya sama dengan ukuran lembaran tripleks, yaitu 122
cm x 244 cm. Dari segi beban terhadap bangunan, dinding partisi dapat
diabaikan. Untuk dinding partisi yang memakai bahan multiplek bisa dikatakan
kurang aman, mengingat bahan mudah terbakar dan mudah mengelupas bila sering
terkena air. Secara umum pemakaian partisi selalu dibuat dua lapis, untuk luar
dan dalam. Bila dana terbatas, gunakan bahan partisi ini untuk pembatas
ruangan. Jenis bahan disesuaikan dengan selera dan besarnya biaya.
Dewasa ini penggunaan dinding
partisi semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan perumahan dan
perkantoran yang tidak hanya mempertimbangkan faktor biaya dan waktu yang
dihabiskan dalam membangun suatu bangunan. Dinding partisi ini diharapkan mampu
menjawab kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat di sektor real. Sementara
ini dinding partisi merupakan hasil dari pengembangan teknologi yang tepat
guna. Dimana perkembangan teknologinya selalu meningkat sejalan dengan inovasi
produsen dinding partisi ini.
4. Dinding Batako
Batako dan blok beton, adalah batu
buatan yang dibuat dari campuran bahan mentah: tras+ kapur + pasir dengan
perbandingan tertentu. Batu buatan jenis ini bentuknya berlubang, model dan
lubangnya dibuat bermacam variasi model. Blok beton, adalah batu buatan yang
dibuat dari campuran bahan mentah: semen + pasir dengan perbandingan tertentu,
sama juga dengan bataco, blok beton ini juga berlubang.
Batako merupakan batu buatan yang
pembuatannya tidak dibakar, bahannya dari tras dan kapur, juga dengan sedikit
semen portland, Pemakaiannya lebih hemat dalam beberapa segi, misalnya: per m2
luas tembok lebih sedikit jumlah batu yang dibutuhkan, sehingga kuantitatif
terdapat penghematan. Terdapat pula penghematan dalam pemakaian adukan sampai
75 %. Beratnya tembok diperingan dengan 50 %, dengan demikian juga pondasinya
bisa berkurang. Namun demikian masih lebih mahal jika dibanding dengan bata
kapur Bentuk batu batako yang bermacam-macam memungkinkan variasi-variasi yang
cukup, dan jika kualitas batu batako baik, dinding batako tidak perlu
diplester. Batu batako dapat dibuat dengan mudah dengan alat-alat atau mesin
yang sederhana dan tidak perlu dibakar. Namun bahan bangunan tersebut masih
baru di Indonesia, cara-cara pembuatan, pemakaian pemasangan maupun
adukan-adukannya dapat dipelajari dengan seksama.
Tras dan kapur dengan perbandingan 5
: 1 jika kualitas tras cukup baik, jika perlu ditambah dengan sedikit semen
portland, diaduk sebaik-baiknya dalam keadaan kering. Tempat pembuatan adukan
harus bersih dan terlindung dari hujan. Kemudian adukan yang kering diaduk
dengan air secukupnya. Untuk mengetahui kadar air dari suatu adukan dibuat
bola-bola adukan, yang digenggam-genggam pada telapak tangan. Apabila bola
adukan dijatuhkan hanya sedikit berubah bentuknya, maka kandungan air dalam
adukan itu terlalu banyak, dan bila dilihat telapak tangan tidak berbekas air,
maka kadar air adukan tersebut kurang. Jikalau kadar air tercapai dengan tepat,
perataan dapat dimulai. Batu-batu yang baru dicetak disimpan dalam los agar
terhindar dari panas matahari maupun air hujan, kemudian diletakkan berderet di
rak dengan tidak ditimbun.
Masa perawatan 3 hari sampai 5 hari,
guna memperoleh pengeringan dan kemantapan bentuk. Biarkan masih dalam los dan
biarkan selama 3 minggu sampai 4 minggu untuk memperoleh proses pengerasan. Di
samping itu diusahakan agar di tempat sekitarnya udara tetap lembab.
Pada pemakaian batu batako diperhatikan hal-hal berikut:
a.
Disimpan dalam keadaan cukup kering
b.
Penyusunan batu cetak sebelum dipakai cukup setinggi lima lapis,
untuk keamanan dan juga untuk memudahkan pengambilan
c.
Pada pemasangan tidak perlu dibasahi terlebih dahulu, serta tidak
boleh direndam air
d.
Untuk pemotongan batu batako dipergunakan palu dan tatah untuk
membuat goresan pada batu yang akan dipatahkan.
Aturan batu buatan yang tidak
dibakar (batako) sebenarnya tidak berbeda dengan aturan batu merah. Pada
prinsipnya system pemasangannya menggunakan aturan pemasangan batu bata. Pada
sudut bangunan diberi papan mistar yang menentukan tinggi-nya lapisan
masing-masing, sehingga pada tiap-tiap pemasangan lapisan dapat diberi tali
pelurus. Pemasangan batu batako terakhir selalu di tengah-tengah.
Untuk memperkuat dinding batu batako
juga digunakan rangka pengkaku yang terdiri dari kolom atau balok beton
bertulang yang dicor di dalam lubang-1ubang batu batako. Kolom beton ini selalu
dipasang di sudut-sudut, pertemuan dan persilangan dinding seperti terlihat
pada gambar diatas. Jika dinding bersilangan salah satu dinding terdiri dari batu
batako yang tidak berlubang, maka digunakan angker besi beton 3/8".
5. Dinding Batu Bata
Batu bata (bata merah),pada umurnnya
merupakan prisma tegak (balok) dengan penampang empat persegi panjang, ada juga
batu. 55 bata yang berlubang-lubang, batu bata semacam ini kebanyakan digunakan
untuk pasangan dinding peredam suara. Ukuran batu bata di berbagai tempat dan
daerah tidak sama besamya disebabkan oleh karena belum ada keseragaman ukuran
dan teknik pengolahan. Ukuran batu bata umumnya berkisar 22 x 10,5 x 4,8 cm
sampai 24 x 11,5 x 5,5 cm.
Dinding bata merupakan dinding yang
paling lazim digunakan dalam pembangunan gedung baik perumahan sederhana sampai
pembangunan gedung-gedung yang ukurannya besar. Karena itu pasangan batu bata
memiliki seni tersendiri dalam system pemasangannya dalam konstruksi dinding.
Pembuatan batu bata harus memenuhi
peraturan umum untuk bahan bangunan di Indonesia NI-3 dan peraturan batu merah
sebagai bahan bangunan NI-10. Batu merah dibuat dengan menggunakan bahan-bahan
dasar :
1)
Lempung (tanah liat), yang mengandung silika sebesar 50 % sampai
dengan 70%.
2)
Sekam padi, fungsinya untuk pencetakan batu merah, sebagai alas
agar batu merah tidak melekat pada tanah, dan permukaan batu merah akan cukup
kasar. Sekam padi juga dicampur pada batu merah yang masih mentah. waktu
pembakaran batu merah akan terbakar dan pada bekas sekam padi yang terbakar
akan timbul pori-pori pada batu merah
3)
Kotoran binatang, dipergunakan untuk melunakkan tanah, digunakan
kotoran kerbau, kuda dan Iain-lain. Fungsi kotoran binatang dalam campuran batu
merah ialah membantu dalam proses pembakaran dengan memberikan panasnya yang
lebih tinggi di dalam batu merah.
4)
Air, digunakan untuk melunakkan dan merendam tanah. Lempung yang
sudah dicampur dengan sekam padi dan kotoran binatang kemudian direndam dengan
air ini beberapa waktu lamanya.
Campuran itu direndam selama satu
hari satu malam dengan kondisi yang sudah bersih dari batu-batu kerikil atau
bahan lain yang dapat menjadikan kualitasnya jelek. Kemudian dicetak dengan
menggunakan cetakan dari kayu, bisa juga digunakan cetakan dari baja. Untuk
mempermudah lepasnya batu merah yang dicetak, maka bingkai cetakan dibuat lebih
besar sedikit ke bawah dan dibasahi dengan air.
Batu merah yang belum dibakar juga
disebut batu hijau. Sesudah keras bata dapat dibalik pada sisi yang lain. Lalu
ditumpuk datam susunan setinggi 10 atau 15 batu. Susunan ini terlindung dari
sinar matahari dan hujan. Pengeringan ini membutuhkan waktu selama 2 hari s/d 7
hari.
Pembakaran batu hijau ini dilakukan
setelah batu itu kering dan disusun sedemikian rupa, sehingga berupa suatu
gunungan dengan diberi celah-celah lobang untuk memasukkan bahan bakar.
Hasil batu merah yang baik
bakarannya, tergantung dari banyaknya batu merah yang dibakar. Kalau yang
dibakar sedikit saja, persentase hasil pembakaran lebih banyak. Pada umumnya
kerusakan batu merah dalam proses pembakaran sekitar 20% sampai 30%. Bahan
bakarnya menggunakan kayu atau sekam padi.
Setelah selesai proses pembuatan,
batu merah selalu harus disimpan dalam keadaan cukup kering. Bila tidak ada
gudang, maka dilindungi dengan plastik terhadap air hujan.
Sebelum munculnya tungku-tungku
modern, bata paling sering dibakar dengan cara menumpuknya dalam jajaran
longgar yang disebut sebagai tungku bata-lapangan dengan tanah atau lempung,
menyalakan api di bawah jajaran tersebut, dan mempertahankan api itu selama
beberapa hari. Setelah mendingin, tungku bata-lapangan itu dibongkar dan
batanya dipilah sesuai dengan derajat pembakaran yang telah dialaminya.
Batu bata yang berdekatan dengan api
(bata klingker) sering mengalami kelebihanbakar dan terdistorsi, yang
membuatnya menjadi tidak menarik, dan oleh sebab itu tidak sesuai digunakan
pada pekerjaanbata ekspos. Bata-bata dalam zona tungku bata-Iapangan di dekat
api akan terbakar sempuma tetapi tidak terdistorsi, ini sesuai untuk bata
lapis-muka di bagian luar dengan derajat daya-tahan terhadap cuaca yang tinggi.
Bata yang paling jauh dari api akan
menjadi lebih lunak dan akan dipinggirkan untuk digunakan sebagai bata
belakang, sementara sejumlah bata dari sekitar keliling tungku bata-Iapangannya
tidak cukup terbakar dan hasilnya tidak baik, bahkan tidak dapat digunakan
untuk keperluan apapun, bata yang seperti ini akan dibuang. Sebelum
pengangkutan mekanik ditemukan, bata untuk suatu bangunan biasanya diproduksi
dari tanah yang diperoleh dari tapak bangunan atau tidak jauh di sekitar lokasi
yang akan didirikan bangunan.
6.
Dinding Kayu
Dinding kayu dapat berupa
papan-papan yang dipasang saling bersebalahan sehingga membentuk dinding, atau
dari batang kayu yang ditumpuk dengan perkuatan pada arah vertikal. Papan
penyusun dinding dipasang pada arah vertikal maupun horisontal dengan metode penyambungan
dan perkuatan tertentu. Dinding kayu dapat memberikan penampilan yang alami,
namun memerlukan usaha untuk pengawetan. Teknik penyambungan pada dinding kayu
menekankan agar air tidak masuk ke permukaan bagian dalam dinding. Dinding kayu
bila menggunakan jenis kayu dengan kualitas baik dapat menjadi lebih mahal
dibandingkan dinding pasangan bata. Baik digunakan pada daerah dengan empat
musim karena akan awet.
7. Dinding Anyaman Bambu
Dinding anyaman bambu digunakan pada
rumah-rumah sederhana, biasanya di pedesaan. Dinding berupa anyaman dari bambu
yang disayat menjadi bentuk pita, atau anyaman bilah bambu. Dinding ini tidak
cukup kaku dan pemasangannya memerlukan penyokong. Dinding anyaman bambu yang
dibuat dari bagian kulit akan memiliki kekuatan dan keawetan yang lebih baik
dibanding anyaman yang tidak menyertakan kulit bambu. Bangunan rumah dengan
dinding bambu biasa disebut dengan bangunan non permanen.
8.
Dinding Beton Ringan
Untuk elemen non struktural
bangunan, lebih diinginkan bahan yang ringan dengan kekuatan yang mencukupi
saja. Dinding dapat memberikan sumbangan beban mati yang besar, sehingga
kecendurungan saat ini diusahakan dinding menggunakan bahan-bahan yang ringan. Adanya
beban mati yang ringan akan menguntungkan karena ;
Ø Dimensi elemen
struktural tidak terlalu besar
Ø Pondasi tidak
mendukung beban yang terlalu berat
Ø Pada analisis
gempa, beban mati yang kecil akan membuat struktur lebih tahan menerima gaya
gampa
9.
Dinding Penahan
Tanah (Turap)
Bangunan dinding penahan tanah
berguna untuk menahan tekanan tanah lateral yang ditimbulkan oleh tanah urug
atau tanah asli yang labil. Dinding penahan tanah banyak digunakan pada
proyek-proyek :
Ø jalan raya
Ø irigasi
Ø pelabuhan
Ø bangunan ruang
bawah tanah (basement)
Ø pangkal
jembatan (abutment), dll
Kestabilan dinding penahan tanah
diperoleh terutama dari berat sendiri struktur, dan berat
tanah yang berada di atas pelat fondasi. Besar
dan distribusi tekanan tanah pada dinding penahan tanah, sangat tergantung pada
gerakan tanah lateral terhadap DPT.
2.4
Struktur Rangka Dinding Rumah
Anda tentu tahu betapa pentingnya
rangka untuk sebuah bangunan, terutama dalam bangunan rumah tinggal. Kini kami
akan mengajak Anda untuk mencermati hal yang harus diperhatikan untuk membuat
rangka dinding bagi rumah Anda.
Fungsi rangka dinding
Dinding-dinding rumah konvensional memiliki rangka bagian dalam
yang terbuat dari kayu. Namun, sebagian rumah yang lebih modern dibangun dengan
rangka dari bahan metal. Kedua jenis rangka ini mungkin tidak menyokong
beberapa bagian dari rumah. Namun semua rangka dinding harus menyokong semua
bagian dinding, jendela dan pintu. Rangka dinding juga harus menyediakan ruang
untuk jalur kabel listrik, saluran air, saluran pemanas, penyekatan
(insulation), dan fungsi-fungsi lainnya yang harus ditanam ke dalam dinding.
Apa saja yang terdapat dalam rangka dinding?
1.
Rangka Pokok
Sebagian dinding dibuat dengan rangka kayu vertikal dan horizontal
setebal 2 x 4 inci, sementara rangka kayu 2 x 6 inci digunakan untuk dinding
yang lebih kokoh dan membutuhkan ketebalan ekstra. Misalnya saja, untuk dinding
kamar mandi yang memerlukan ruang yang lebih besar untuk menanam pipa saluran
air di dalamnya. Rangka vertikal dipasang di sepanjang sisi pada setiap jarak
16-24 inci, sementara rangka horizontal untuk bagian atas dibuat dari 2 lapis
rangka kayu 2 x 4 inci tadi (double top plate) juga untuk bagian bawah dinding
(sole plate).
2.
Rangka Jendela
Sedangkan untuk jendela, biasanya memiliki rangka ganda untuk
ambang bawahnya yang terbuat dari kayu setebal 2 x 4 juga yang diletakkan
secara horizontal. Rangka jendela ini akan memotong kayu rangka pokok dinding.
Rangka jendela dibuat sesuai dengan bentuk jendela, berarti 2 horizontal
(bagian atas atau header, dan ambang bawah jendela tadi) juga untuk kedua sisi
samping (trimmer stud). Rangka samping jendela dipasang melekat dengan rangka
pokok dinding (king stud) sebagai penyokongnya.
3.
Rangka Pintu
Rangka pintu
juga hampir mirip dengan rangka jendela, kecuali untuk pintu tidak diperlukan
rangka penyokong ambang bawah pintu. Untuk setiap sisi dinding yang memiliki
bukaan, baik itu pintu atau jendela, di antara rangka pokok yang dipasang
vertikal sebaiknya dipasang rangka horizontal di tengah-tengahnya (bukan
termasuk rangka pokok atas dan bawah) untuk menutup jarak antar balok kayu dan
membuatnya lebih kokoh.
Langkah
selanjutnya? Tentu saja mengisi rangka tersebut hingga benar-benar memberi
bentuk ‘dinding’ tertutup yang akan melindungi Anda dari cuaca, hewan-hewan
yang tidak diinginkan, mengamankan dari orang asing/pencuri yang tidak
diinginkan dan tentunya memberi privasi untuk penghuni rumah.
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
Dinding adalah konstruksi vertikal
pada bangunan yang melingkupi, memisahkan, dan melindungi ruangan-ruangan
interiornya. Dinding dapat berupa struktur penopang dengan konstruksi homogen
atau komposit yang direncanakan untuk mendukung beban dari lantai dan atap.
Fungsi dinding ada 3 yaitu:
1.
sebagai pemikul beban diatasnya
2.
sebagai pembatas ruang, mempunyai sifat : privasi, indah dan
bagus warna, tekstur. Dapat di buat
transparan sebagai peredam bunyi baik dari dalam maupun dari luar.
3.
pelindung gangguan dari luar (sinar matahari, isolasi terhadap
suhu, air hujan dan kelembapan, hembusan angina, dan lainnya).
Berdasarkan
jenis kegunaannya dinding di bagi menjadi 3 jenis yaitu :
1.
Dinding bangunan
Mempunyai
fungsi utama sebagai penyokok atap dan langit-langit atau melindungi dari
intrusi cuaca.
2.
Dinding pembatas
Merfungsi
sebagai dinding pembatas dan pribadi
3.
Dinding penahan
Berfungsi
sebagai penghadang gerakan tanah, batuan, atau air dan sebagainya.
DAFTAR PUTAKA
https://www.academia.edu/30941291/MAKALAH_DINDING
http://eprints.ums.ac.id/42963/8/BAB%20I.pdf
https://id.scribd.com/doc/199022391/Makalah-Dinding-Bangunan-docx
https://dokumen.tips/documents/makalah-dinding-bangunandocx.html
http://rudiniaciel.blogspot.com/2012/05/konstruksi-dinding-bangunan.html
No comments:
Post a Comment